Aku terjebak diantara rutinitas yang memaksaku tidak bisa menahan nafas, walau satu, dua detik. Kulaui dengan terpaan debu dijalanan, menghiasi peuh yang mengejar bis kota diantara rimbunan orang yang berlalu lalang mencari arah tujuan.
Mengikuti lajunya kendaraan dijalanan, kutemukan sebuah tiang pelepas lelah menanti antrian yang begitu menusuk lambungku
“entah untuk keberapa kali dia menahanku” bisikku pada tiang yang berdiri kokoh ditepi jalan, aroma debu kembali mengipas leher berpeluh panas sinar matahari.
Menapaki terjal dan bergelombangnya jalan menuju sebuah bangunan yang biasa kusapa dengan lembut, menawanku sepanjang hari tanpa memperbolehkan jiwa ini mendua.
“selamat pagi bu…” sebuah dendangan ucapan selamat datang yang sepertinya telah diatur, putar, dengar dan matikan mengalun lantang setiap hari, hingga kutemukan sebuah kartu untuk melaporkan tiap detak singgahnya kaki dan tubuh ini sebagai jaminan loyalitasku. Seketika berpapasan dengan semangat yang tak hetinya berjuang untuk selalu tersenyum, menatapku dan berlalu.
“Teh manis panas, sedikit gula dengan campuran air panas dan air dingin” kuperciki tanganku dengan sabun, lembut menghilangkan sebuah bayangan yang tersenyum, menatapku dan berlalu. Deg, awal pagi ternikmati dengan madu yang disuguhkan terlalu manis untuk kukecup.
Terpaku dalam keletihan sepanjang hari berada ditumpukan kerasnya sebuah tamparan sinar, deringan kabel yang membahana entah melaju kearah mana.
Mata yang terlalu intim memaksaku untuk menoleh, inikah wujudnya? sebuah bayangan yang setiap detik mengikutiku, tersenyum,menatapku dan berlalu.
Kini telah menghunuskan sebuah pedang berkilauan tertimpa sinar lampu yang tergantung ditengah ruangan? Jangan, jangan kau lakukan hanya untuk membuatku jatuh cinta, padamkan api itu dan tutuplah pedang cinta itu.
“berakhirkah disini?” suara itu lelaki dibelakangku yang nyaris hendak membunuhku perlahan…
“pergilah” takkuasa langkah ini beranjak menjauh, menjauh dan kembali pada sebuah realitas hidupku. Kembali terbangun, beranjak dan Segarkan harimu setelah terbuai mimpi yang indah.
Tinggalkan komentar